Kamis, 27 Februari 2014

Pentingnya Relasi dalam 3 Tahun Pertama

Pada usia 0-3 tahun, seorang anak idealnya mempunyai relasi yang kokoh dengan satu pengasuh utamanya (primary caregiver), demikian kata Stanley I. Greenspan, M.D. dan T. Berry Brazelton, M.D. Dalam rentang usia 0-3 tahun, pengasuh utama ini diharapkan adalah orang yang sama, sehingga bisa memberikan pengayoman yang konsisten, terus-menerus dan berkesinambungan, karena hanya dengan jalan itulah anak bisa memperoleh rasa aman. Apabila anak terlanjur tergantung kepada seorang pengasuh utamanya, dan kemudian tiba-tiba pengasuh utama tersebut menghilang (meninggalkan anak), maka anak tidak mampu mengembangkan rasa aman yang kokoh dalam dirinya (inner sense of security nya tidak terbentuk baik).

Ketika terjadi masalah yang serius dalam hal relasi anak dengan pengasuh utamanya selama 3 tahun pertama, maka yang terancam adalah :

  1. Harga diri anak (self-esteem)
  2. Kemampuan untuk peduli terhadap orang lain
  3. Motivasi untuk belajar

Pada 3 tahun pertama kehidupan, anak membentuk dasar-dasar pembelajaran tentang intimacy (relasi intim dengan orang lain). Pengalaman relasi intim pertama anak dengan primary caregiver nya di mana anak pertama kali membangun kepercayaan terhadap orang lain, membuat anak belajar tentang kehangatan dan kasih sayang. Melalui interaksi anak dengan primary caregivernya, anak juga belajar untuk berinisiatif bertindak, mengorganisir perilakunya, bertindak dengan tujuan, dan inilah yang merupakan dasar kemampuan berpikir logis dan terorganisir. 


Relasi dengan primary caregiver juga merupakan tempat belajar yang pertama bagi anak dalam mengelola emosi. Alasannya adalah karena bermacam-macam emosi yang berbeda-beda terjadi di dalam sebuah relasi dan merupakan bagian dari sebuah relasi; ada kesenangan, kegembiraan, kepercayaan, tetapi juga ada kemarahan, kejengkelan, kekecewaan, pertentangan, sikap negatif. Bayi perlu belajar bahwa dia bisa merasakan perasaan-perasaan negatif itu, marah, jengkel, membangkang kepada orangtuanya, namun dengan keyakinan bahwa orangtuanya tetap ada di sisinya. Hanya dengan cara itulah dia memahami bahwa rasa marah/benci dan rasa cinta bukan terpisah sama sekali (bahwa perasaan-perasaan itu tidak berdiri sendiri-sendiri), melainkan bisa berhubungan satu sama lain. Dia bisa sekali waktu merasa benci namun tetap mencintai orang yg sama. 

Tiap anak membutuhkan pengasuh yang akan menjadi bagian hidupnya melalui masa bayi, kanak-kanak, dan remaja. Kondisi di mana anak dirawat oleh pengasuh yang hanya hadir sementara waktu saja, bukanlah kondisi yang ideal, dan semestinya kondisi ini tidak dipilih demi perkembangan optimal anak. 

Sumber : Brazelton, T.B., Greenspan, S.I., 2000. The Irreducible Needs of Children : What Every Child Must Have to Grow, Learn, and Flourish. Da Capo Press.