0-3 bulan
Membantu bayi :
1. Bereaksi terhadap stimulus-stimulus
sensorik
Yaitu
dengan memberikan beraneka stimulus :
Stimulus
suara : mengajak bicara, membunyikan mainan-mainan yg berbunyi.
Stimulus
visual : memberikan mainan berwarna-warni, menunjukkan ekspresi wajah
Stimulus
sentuhan : memberikan boneka berbulu halus
Stimulus
gerak di udara : mengayun-ayun bayi
2. Mengatasi over-excitability (untuk bayi yang terlalu sensitif)
Dilakukan
dengan secara bertahap memberikan stimulus yang membuat bayi merasa kurang
nyaman, dimulai dari intensitas yang bayi merasa nyaman dengannya, kemudian
ditingkatkan perlahan-lahan sampai pada intensitas yang bayi merasa tidak
nyaman. Latih bayi untuk tetap tenang dan ‘tidak kacau’ menghadapi
stimulus-stimulus tersebut. Contoh : memberikan musik yang sangat lembut,
kemudian diperkeras suaranya, atau diganti jenisnya ke musik-musik yang beritme
cepat.
3. Mengatasi under-arousal (untuk bayi yang hiposensitif)
Menyajikan
stimulus-stimulus yang menarik bagi bayi, yang bisa menarik perhatian bayi,
contoh : berbicara dengan suara yang lebih bersemangat, memberikan mainan yang
berwarna mencolok.
4. Menggunakan indera yang lemah
Dilakukan
dengan memberikan stimulus yang bayi mempunyai penerimaan lemah terhadap
stimulus tersebut bersamaan dengan stimulus yang bayi mempunyai penerimaan baik
terhadapnya. Contoh : bayi yang lemah dalam penggunaan indera telinga,
distimulasi dengan memberikan stimulus suara bersamaan dengan stimulus visual
(yang lebih disukainya), sehingga sambil berbicara kita menunjukkan benda-benda
atau gambar.
2-7
bulan
Membantu bayi :
1. Membentuk relasi dengan Anda
Yaitu
dengan cara :
- Menunjukkan
sikap hangat dan menarik. Berikan bahasa-bahasa kasih, senyuman, pelukan,
ciuman.
- Membuat bayi
merasa nyaman saat mengalami kehadiran Anda.
2. Bereaksi terhadap sapaan Anda
- Menyapa bayi
dengan stimulus-stimulus yang membuatnya merasa nyaman (sesuaikan dengan
sifatnya yang hipersensitif atau hiposensitif). Tepat sebelum bayi merasa
bosan, segera ganti aktivitas ‘menyapa’ ini. Jangan terlalu lama
menstimulasi bayi. Bayi butuh saat-saat relaks, dan dia menikmati
kebersamaan dengan Anda dalam saat-saat relaks ini juga, jadi cukup Anda
hadir di sana menemani dia. Dia butuh saat-saat santai namun dengan rasa
aman bahwa Anda ada di dekatnya. “Simply
relaxing together.”
Jika
bayi menunjukkan rasa marah terhadap stimulasi, tetaplah tenang dan jangan
menyalahkan diri sendiri. Berusahalah untuk menyapa dia dengan bahasa-bahasa
kasih sambil mencari-cari jenis stimulasi yang disukainya.
3-10
bulan
Membantu bayi :
1. Berinteraksi timbal balik
Hal
yang bisa dilakukan :
- Tarik
perhatian bayi
- Cari gerakan
apa yang bisa dilakukan bayi Anda dan lakukan itu agar ia bisa
mengikuti/mencontoh Anda (misal : tersenyum, memegang pipi).
2. Mengalami emosi-emosi
Cobalah
merespon ekspresi emosi bayi secara simpatik.
Berikut
ini adalah jenis-jenis emosi yang cenderung ditunjukkan bayi :
- Rasa ingin
tahu
- Rasa
tergantung (keinginan manja)
- Rasa sayang
- Rasa marah
Berikan
kesempatan kepada bayi untuk mengekspresikan emosi-emosi itu dan
berhati-hatilah untuk tidak menunjukkan penolakan ekstrim terhadap salah satu
jenis emosi tertentu supaya tidak menghambat perkembangan area emosinya.
(Orangtua yang membentak anak saat anak menunjukkan rasa marah, akan membuat
anak menganggap bahwa marah adalah emosi yang tidak baik yang harus
dilenyapkan/ditekan sesegera mungkin).
3. Melakukan aktivitas yang melibatkan
beberapa fungsi indra.
Contoh
: main cilukba (melibatkan mata, telinga, gerak).
9-18
bulan
Membantu bayi :
1. Mengorganisir emosi dan perilakunya
Dengan
cara :
- Mengajak
beraktivitas sesuai moodnya.
- Merespon
perilakunya yang memberikan sinyal-sinyal emosi untuk kita (perilaku yang
mengekspresikan emosinya).
2. Menjadi tetap terkendali saat mengalami
emosi-emosi.
Dengan
cara :
- Membacakan
emosi bayi. Contoh “Kamu marah ya…”
- Mengajarkan
cara ekspresi emosi yang lebih tepat. Contoh : “Ayo, jangan menangis, coba
tunjukkan mana yang kamu mau.”
- Saat bayi
menjadi kacau, ajak ia berpaling ke aktivitas yang membuat dia merasa
senang dan tenang lagi, sambil memberikan sikap hangat dan menenangkan
(yang membuat dia merasa aman).
3. Memahami fungsi benda-benda
Tunjukkan
berbagai benda dan fungsinya, cara memakai/menggunakannya.
4. Merasa tetap dekat dengan Anda walaupun
berpisah jarak dengan Anda
Cobalah
untuk pergi dari sisinya (misal : pergi ke ruang sebelah atau pergi beberapa
meter darinya). Saat itu, pastikan Anda tetap berkomunikasi lewat tatapan mata,
suara.
Tetap
berikan waktu yang banyak untuk saling peluk. Ia butuh menyeimbangkan antara
kebutuhannya akan kemandirian dan ketergantungan.
5. Menghormati batasan/peraturan
Berikan
beberapa peraturan, misal : larang dia untuk menuang air di lantai, makan di
dalam kamar tidur, membuka roll tissue WC. Jangan langsung menjauhkan anak dari
benda yang tidak boleh dipegang/dimainkannya, tapi katakan dulu “Kamu tidak
boleh …”
Beri
alternatif kepada anak untuk menyalurkan protesnya “Kamu tidak boleh memukul
mama, tapi kamu bisa memukul bantal.”
6. Mengembangkan kepribadian yang unik
- Sering
menghabiskan waktu bersama anak agar dia merasa berharga.
- Mendukung dan
mengagumi inisiatif anak.
Karena masa ini adalah tahap di mana anak
mengembangkan sense of self-nya, maka
hargai kemampuan-kemampuan barunya dan ikuti inisiatif anak.
18-36
bulan
Membantu anak :
1. Mengkonstruksi ide
- Bermain
bersama anak, menunjukkan sikap antusias terhadap aktivitas yang sedang
digemari anak.
- Gunakan
aktivitas yang sedang digemari anak untuk mengenalkan permainan pura-pura.
- Bantu anak
mengenal fungsi berbagai objek serta peran orang-orang.
- Berikan
kesempatan kepada anak untuk berfantasi, namun kemudian tegaskan tentang
realita.
2. Bersikap positif terhadap berbagai jenis
emosi
- Bermain
pura-pura dengan melibatkan topik-topik emosi : kemarahan, kesedihan,
kecemasan.
- Membaca
ekspresi emosi anak lewat perilakunya.
- Mendiskusikan
perasaan-perasaan anak dengan empati (penuh pemahaman).
3. Menggunakan ide emosional ketika mengalami
stress
Dilakukan
dengan cara :
Terbiasa
mengungkapkan perasaan lewat kata-kata, berbicara asertif. Saat memarahi anak,
menjelaskan lewat kata-kata yang menggambarkan perasaan, tidak hanya langsung
menghukum. Contoh : “Mama marah ketika kamu lempar dengan mainanmu”.
4. Mengembangkan keunikan
- Memberi ruang
kepada sifat-sifat uniknya.
- Memberi pujian
secara personal tentang kelebihan uniknya. Contoh : “Mama suka rumah yang
kamu buat.” “Mama suka pilihan
warnamu.”
5. Menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan
Dukung
anak untuk menguasai perbendaharaan kata yang banyak dengan rajin mengenalkan
benda-benda.
30-48
bulan
Membantu anak :
1. Memahami hubungan sebab-akibat
Dengan
cara :
- Membalas
komunikasi anak, dan mengarahkan pembicaraan pada hal-hal yang logis.
- Memberi
kesempatan kepada anak untuk berinteraksi, bermain bersama teman-temannya.
- Menemani anak
bermain pura-pura, dengan mengikuti arahan cerita anak maupun menambah topik-topik
cerita.
2. Menggunakan ide-ide dalam cakupan wilayah
emosi yang luas.
Perhatikan
emosi-emosi apa yang membuat anak merasa tidak nyaman, misalnya :
- Rasa kehilangan,
perpisahan
- Rasa marah dan
keinginan agresif (menyerang, membalas orang lain)
- Rasa ingin
tahu tentang tubuh
- Rasa
tergantung pada orang lain, cinta dan intimacy.
- Keinginan
untuk mandiri
Bantu
anak untuk menerima emosi-emosi itu dengan cara :
- Mengajak
bicara tentang perasaan-perasaannya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa.
- Menjaga
kondisi tetap terkendali dengan bereaksi tenang saat anak sedang kacau.
3. Menggunakan fantasi namun tetap memahami
realita, bisa membedakan fantasi dengan realita
Menerima
dengan antusias fantasi yang diceritakan anak, namun di akhir, tetap menegaskan
realita.
4. Berelasi dalam lingkaran relasi 3 orang
Bantu
anak membangun relasi seimbang dengan ayah dan ibunya. Dukung ia untuk dekat
pada ibu maupun ayahnya.
Kadangkala,
Anda boleh berada di pihak anak, bersekutu dengan anak, tapi biarkan anak tahu
bahwa Anda tetap mencintai pasangan Anda. Izinkan juga anak bersekutu dengan
pasangan Anda untuk ‘melawan’ Anda, tapi Anda segera menyambut anak kembali
ketika ia ingin bersama Anda lagi. Anak perlu merasa aman karena mengetahui perseteruan,
pertengkaran adalah hal yang wajar terjadi dan bersifat sementara saja, namun
relasi cinta itu takkan pernah goyah. Anak perlu juga mengetahui bahwa ia tak
akan bisa menggoyahkan hubungan cinta antara ayah-ibunya. Kestabilan relasi
suami-istri adalah hal yang penting untuk memupuk rasa aman anak.
5. Mencapai stabilitas emosi
- Mengatasi perasaan
kehilangan dan perpisahan
Bantu
anak menjadi lebih mandiri dengan mengajak anak berinteraksi dan bersahabat
dengan temannya.
Saat
anak tidak mau berpisah, bantu ia untuk tenang, kemudian ajak bicara tentang
perasaannya, kekhawatirannya. Ajak ia berpikir bahwa fantasi menakutkan yang
dipikirkannya itu bukan realita.
- Mengatasi
perasaan marah dan agresif
Saat
anak marah, tunjukkan empati lewat kata-kata, tapi tetap berikan batasan yang
tegas terhadap perilakunya.
Jangan
biarkan kemarahan anak membuat Anda kacau atau takut. Bantu anak untuk kembali
tenang dan segera berdamai, menyambut anak saat ia selesai marah.
- Mengelola perasaan
ingin tahu tentang tubuh
Beri
kesempatan kepada anak untuk menyalurkan rasa ingin tahunya, tapi jangan
biarkan ia melebihi batas-batas privasi Anda dan orang-orang. Ajarkan ia untuk
menghormati privasi orang lain.