Selasa, 04 September 2012

Ayo Berdebat!

A : Tak masalah kalau bisa menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan.
B : Benar-benar seimbang adalah mustahil. 9 jam di luar rumah tak mungkin bisa diseimbangkan dengan 5 jam di rumah. Usaha mencari keseimbangan itu adalah sebuah kesia-siaan. Adakah seseorang yang merasa benar-benar berhasil mencapai keseimbangan itu?

A : Yang penting adalah quality time (waktu berkualitas).
B : Secara manusiawi, sulit bagi kita menyediakan quality time untuk anak sesudah seharian bekerja di kantor. Sebabnya adalah karena quality time juga menuntut fokus (pemusatan perhatian), keterampilan, dan energi, sama seperti pekerjaan di kantor. 

A : Ibu berkarir untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga.
B : Masalahnya, adakah patokan berapa jumlah gaji suami agar kita merasa cukup? Seseorang bisa merasa bahwa 2 juta gaji suami cukup untuk menghidupi keluarga, sementara yang lain berpikir 15 juta baru cukup. Definisi kebutuhan itu sendiri berbeda-beda. Ada yang bilang bahwa biaya pasang saluran televisi internasional, beli baju, makan di resto, jajan di mal, berenang akhir minggu, potong rambut di salon terkenal, kosmetik perawatan wajah adalah kebutuhan bulanan, sementara menurut yang lain, itu bukan kebutuhan bulanan.

A : Anak akan lebih senang, bahagia kalau punya fasilitas.
B : Coba tanyakan pada orang yang masa kecilnya hidup dalam keluarga sederhana, apakah ketika itu ia benar-benar ingin tinggal di rumah mewah, dengan mainan canggih, atau tetap merasa bahagia walau tinggal di rumah yang sempit, berpakaian lusuh dengan mainan yang bukan buatan pabrik. 

A : Kalau istri tidak bekerja, berarti keluarga tergantung pada suami secara finansial. Bagaimana kalau seandainya suami tiba-tiba meninggal?
B : Hidup keluarga memang saling tergantung satu sama lain antaranggotanya. Suami pun bergantung pada istri. Kalau Tuhan berkehendak mengambil suami, berarti Tuhan sudah siapkan rencana lain. Toh anak kita juga tidak selamanya bergantung pada kita. Jadi kita bisa kembali ke dunia kerja pada saatnya nanti. Oh ya, kalau dalam hidup ini kita hanya terus memikirkan kemungkinan buruk, kita takkan bisa bahagia.

A : Bukankah kalau usia kita semakin tua, semakin susah cari pekerjaan?
B : Siapa bilang aku ingin jadi pegawai lagi? Mungkin aku akan gali bakatku, dan berusaha cari peluang bisnis sendiri. Di rumah, kita justru punya kesempatan emas untuk mengasah keterampilan dan berkreasi.

A : Sekarang ini, hampir semua ibu bekerja. Berkarir, bekerja di kantor, adalah hal yang benar-benar normal.
B : Kalau benar-benar normal, semestinya ibu-ibu itu tak dihantui oleh perasaan  bersalah terhadap anak. 

A : Jadi ibu rumah tangga berarti menyia-nyiakan gelar yang sudah diraih. Eman-eman studi dan pendidikan yang sudah ditempuh. Otak kita akan nganggur di rumah.
B : Itu sama saja bilang ke anak, "Aku nggak mau buang-buang waktuku untuk bersamamu." Bukankah kalau anak diasuh oleh orang yang baik pendidikannya, akan lebih memungkinkan anak itu untuk terdidik secara lebih baik juga? Lagipula, sesungguhnya, berada di rumah membesarkan anak, memungkinkan kita sendiri untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih bijaksana, kita bisa belajar tentang sisi lain kehidupan, dan memaknai kehidupan ini dengan lebih baik.

A : Aktivitas mengurus anak, dan juga pekerjaan rumah tangga, kan aktivitas sederhana. Menyuapi, memandikan, menidurkan, mengajak bermain anak, semua itu begitu sederhana. Cukup pembantu atau babysitter yang kerjakan.
B : Aktivitas anak, terutama waktu dia masih usia di bawah 3 tahun, memang tampak sederhana sekali. Tapi, suka atau tidak, lewat aktivitas-aktivitas sederhana itulah anak berkembang. Anak memang mempunyai tempo lambat, dan mungkin jadi tantangan buat kita orang dewasa yang terbiasa suka serba cepat. Proses seorang anak terdidik dan menginternalisasi nilai-nilai, adalah sebuah proses yang sangat lambat, perlahan-lahan yang tidak bisa kita lihat hasilnya seketika.

A : Di rumah membosankan, tak ada cukup banyak kegiatan.
B : Di rumah sangat banyak kegiatan. Buktinya, kalau kamu kirim SMS pada seorang ibu rumah tangga, dia terlambat membalas. Tapi kalau kamu kirim SMS pada wanita yang sedang bekerja di kantor, akan segera dibalas. Bermain bersama anak, semestinya tak pernah membosankan. Kita hanya perlu sedikit belajar seninya untuk bisa menikmati.

A : Tapi suami akan lebih menghargai istri bila istrinya juga pandai cari uang.
B : Memang beberapa suami yang istrinya di rumah full-time ingin istrinya juga bekerja supaya penghasilan keluarga semakin banyak. Tapi, suami yang istrinya bekerja, justru iri pada keluarga yang istrinya full-time mengasuh anak. Mereka berkata bahwa lebih ideal anak diasuh ibunya sendiri. "Rumput tetangga memang tampak lebih hijau."

A : Anak akan lebih mandiri kalau ibunya bekerja.
B : Usia berapa anak diharapkan mandiri? Usia 3 tahun, atau 12 tahun? Anak yang ditinggal ibunya bekerja, memang akan berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri, karena ia merasa tidak ada orang yang bisa diandalkan untuk menolong dirinya.

A : Biasanya, kalau ibunya tidak bekerja di luar, anak jadi super lengket dengan ibunya, dan waktu sekolah, bakal jadi cengeng.
B : Anak yg lengket pada mamanya, dan susah ditinggal mamanya, itu adalah salah satu tanda bahwa ia mempunyai secure attachment (kelekatan aman). Anak seperti ini di waktu awal perpisahan dengan objek lekatnya, memang cenderung cengeng, tapi sebenarnya dia mempunyai perasaan aman yang kokoh. Sesudah beberapa waktu terbiasa, dia akan mudah beradaptasi. Secure attachment adalah dasar dari rasa percaya dan optimisme terhadap orang lain (yang merupakan landasan kemampuan membangun hubungan interpersonal yang hangat).

A : Kata ahli, tidak masalah kalau ibu bekerja.
B : Adalah salahmu kalau kamu membiarkan dirimu asal percaya. Seringkali kita harus lebih percaya pada naluri dan suara hati kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar